Wednesday, May 9, 2012

Parametritis



A.  KONSEP DASAR PERIMETRITIS
Parametritis atau disebut juga sellulitis pelvika adalah radang yang terjadi pada parametrium yang disebabkan oleh invasi kuman.  Kuman dapat sampai ke parametrium lewat endometrium yaitu biasanya pada luka bekas insersi plasenta. infeksi paling sering disebabkan oleh Streptococcus dan Stafilococcus  jarang oleh E.Coli dan kuman- kuman lain. Kejadian ini muncul karena infeksi puerperal atau postbortum, akan tetapi ditemukan pula sebagai akibat tindakan intrauterine dan sebagainya.
Penjalaran kuman sampai ke parametrium terjadi pada infeksi yang lebih berat. Infeksi menyebar ke parametrium lewat pembuluh limfe atau melalui jaringan di antara kedua lembar ligamentum latum. Parametrium dapat juga terjadi melalui salfingo-ooforitis. Parametritis umumnya merupakan komplikasi yang berbahaya dan merupakan sepertiga dari sebab kematian karena kasus infeksi. (Sarwono, 2007)
Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi. Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai dengan rasa nyeri disertai dengan rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai parametritis ringan. Pada perkembangan proses peradangan lebih lanjut gejala- gejala paramtritis menjadi lebih jelas . Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah – tengah jaringan yang meradang bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi secara menetap mulai naik turun disertai dengan menggigil. Penderita tampak sakit, nadi cepat dan perut nyeri. Dalam 2/3 kasus, tidak terjadi abses dan suhu menurun dalam beberapa minggu. Tumor di sebelah uterus mengecil sedikit demi sedikit, dan akhirnya terdapat parametrium yang kaku.(Sarwono, 2007)



Radang paling banyak berlokasi di parametrium bagian lateral akan tetapi bisa juga ke depan dan ke belakang, radang bisa juga menjahi abses. Apabila terjadi abses, dan proses berkembang terus, maka abses akan mencari jalan keluar yaitu di atas ligamentum  pouparty, ke daerah ginjal, melalui foramina obturatorium ke paha bagian dalam, dan sebagianya. Parametritis dapat juga menahun  dan di tempat radang terjadi fibrosis.
Gambaran klinik menunjukkan penderita demam, menderita sakit perut dibagian bawah dan disebelah kanan atau kiri, dan di sebelah uterus teraba tumor. Jika abses meluas, maka di tempat abses mendekati permukaan terdapat edema dan hiperemi,dan di bawah kulit dan jaringan subkutan dapat diraba bagian dari tumor yang akan memecah keluar.
Parametritis biasanya unilateral dan  karena biasanya akibat luka servik, lebih sering terjadi pada pada primipara dari pada multipara.  (UNPAD, 1981)
B.     Etiologi
Secara rinci penyebaran infeksi sampai ke parametrium memalui 3 cara yaitu:
1.      Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis
2.      Penyebab langsung dari luka serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum
3.      Penyebaran sekunder dari tromboflebitis pelvika. Proses ini dapat tinggal terbatas pada dasar ligamentum latum atau menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika menjalar ke atas , dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral di atas ligamentum inguinalis, atau pada fossa iliaka.

C.    Tanda dan Gejala
a.       Suhu tinggi dengan demam menggigil.
b.      Nyeri unilateral tanpa gejala rangsangan peritoneum, seperti muntah.
c.       Menderita sakit perut dibagian bawah





D.    Diagnosis
Dalam minggu pertama biasanya gejala-gejala setempat belum menunjukkan dengan nyata seperti adanya perluasan infeksi, suhu meningkat dengan kadang-kadang disertai menggigil, nadi cepat, keluhannya juga lebih banyak. Setelah beberapa lama dengan toucher dapat diraba infiltrate yang keras yang sampai ke dinding panggul yang dapat menyebabkan uterus terdesak.

E.     Penyulit
a)      Parametritis akut dapat menjadi kronis dengan eksaserbasi yang akut
b)      Dapat terjadi tromboflebitis pelvica. Yang dapat menimbulkan emboli
c)      Dapat timbul abses dalam parametrium maka timbullah demam intermintens dan infiltrak menjadi lunak dan ada fluktuasi (pada toucher).
Abses ini harus dipunksi melalui cavum douglasi atau di atas lig inguinale.

F.     Prognosis
Menurut derajatnya septicemia merupakan infeksi yang paling berat dengan mortalitas tinggi, dan yang segera diikuti oleh peritonitis umum. Pada Pelvioperitonitis dan Sellulitis pelvis bahaya kematian dapat diatasi dengan pengobatan yang sesuai. Abses memerlukan tindakan untuk mengeluarkan nanahnya.

G.     Pengobatan
Terapi pada parametritis yaitu dengan memberika antibiotika berspektrum luas. Jika keadaan sudah tenang dapat diberi terapi diatermi dalam beberapa seri dan penderita dinasehatkan agar jangan melakukan pekerjaan yang berat- berat. Dengan terapi ini biar pun sisa- sisa peradangan masih ada, keluahan- keluhan penderita sering kali hilang atau sangat berkurang.  Jika ditemukan abses, di tempat itu perlu diadakan pembukaan tumor dan drainase karena selalu ada bahaya bahwa abses mencari jalan ke jaringan tubuh yang lain. (Sarwono, 2007)

H.    Penanganan
Beri antibiotik seperti benzilpenisilin ditambah gentamisin dan metronidazol.
Jika perlu, berikan obat pereda nyeri seperti pethidine 50-100 mg 1M setiap 6 jam.
Jika ibu tidak membaik dalam 2 atau 3 hari, ibu harus segera di bawa ke rumah sakit daerah.