A. KONSEP DASAR PERIMETRITIS
Parametritis
atau disebut juga sellulitis pelvika adalah radang yang terjadi pada
parametrium yang disebabkan oleh invasi kuman.
Kuman dapat sampai ke parametrium lewat endometrium yaitu biasanya pada
luka bekas insersi plasenta. infeksi paling sering disebabkan oleh Streptococcus dan Stafilococcus jarang oleh E.Coli dan kuman- kuman lain. Kejadian ini muncul karena infeksi
puerperal atau postbortum, akan tetapi ditemukan pula sebagai akibat tindakan
intrauterine dan sebagainya.
Penjalaran
kuman sampai ke parametrium terjadi pada infeksi yang lebih berat. Infeksi
menyebar ke parametrium lewat pembuluh limfe atau melalui jaringan di antara
kedua lembar ligamentum latum. Parametrium dapat juga terjadi melalui
salfingo-ooforitis. Parametritis umumnya merupakan komplikasi yang berbahaya
dan merupakan sepertiga dari sebab kematian karena kasus infeksi. (Sarwono,
2007)
Parametritis
ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi. Bila suhu tinggi menetap lebih
dari satu minggu disertai dengan rasa nyeri disertai dengan rasa nyeri di kiri
atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai
parametritis ringan. Pada perkembangan proses peradangan lebih lanjut gejala-
gejala paramtritis menjadi lebih jelas . Pada pemeriksaan dalam dapat diraba
tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat
dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah – tengah
jaringan yang meradang bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula
tinggi secara menetap mulai naik turun disertai dengan menggigil. Penderita
tampak sakit, nadi cepat dan perut nyeri. Dalam 2/3 kasus, tidak terjadi abses
dan suhu menurun dalam beberapa minggu. Tumor di sebelah uterus mengecil
sedikit demi sedikit, dan akhirnya terdapat parametrium yang kaku.(Sarwono,
2007)
Radang paling banyak berlokasi di parametrium bagian lateral akan
tetapi bisa juga ke depan dan ke belakang, radang bisa juga menjahi abses.
Apabila terjadi abses, dan proses berkembang terus, maka abses akan mencari
jalan keluar yaitu di atas ligamentum
pouparty, ke daerah ginjal, melalui foramina obturatorium ke paha bagian
dalam, dan sebagianya. Parametritis dapat juga menahun dan di tempat radang terjadi fibrosis.
Gambaran
klinik menunjukkan penderita demam, menderita sakit perut dibagian bawah dan
disebelah kanan atau kiri, dan di sebelah uterus teraba tumor. Jika abses
meluas, maka di tempat abses mendekati permukaan terdapat edema dan
hiperemi,dan di bawah kulit dan jaringan subkutan dapat diraba bagian dari
tumor yang akan memecah keluar.
Parametritis
biasanya unilateral dan karena biasanya
akibat luka servik, lebih sering terjadi pada pada primipara dari pada
multipara. (UNPAD, 1981)
B.
Etiologi
Secara
rinci penyebaran infeksi sampai ke parametrium memalui 3 cara yaitu:
1. Penyebaran
melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis
2. Penyebab
langsung dari luka serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum
3. Penyebaran
sekunder dari tromboflebitis pelvika. Proses ini dapat tinggal terbatas pada
dasar ligamentum latum atau menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika
menjalar ke atas , dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral di atas
ligamentum inguinalis, atau pada fossa iliaka.
C.
Tanda dan Gejala
a. Suhu tinggi dengan demam menggigil.
b. Nyeri unilateral tanpa gejala
rangsangan peritoneum, seperti muntah.
c. Menderita
sakit perut dibagian bawah
D.
Diagnosis
Dalam
minggu pertama biasanya gejala-gejala setempat belum menunjukkan dengan nyata seperti
adanya perluasan infeksi, suhu meningkat dengan kadang-kadang disertai
menggigil, nadi cepat, keluhannya juga lebih banyak. Setelah beberapa lama
dengan toucher dapat diraba infiltrate yang keras yang sampai ke dinding
panggul yang dapat menyebabkan uterus terdesak.
E.
Penyulit
a) Parametritis akut dapat menjadi kronis dengan eksaserbasi
yang akut
b) Dapat terjadi tromboflebitis pelvica. Yang dapat
menimbulkan emboli
c) Dapat timbul abses dalam parametrium maka timbullah
demam intermintens dan infiltrak menjadi lunak dan ada fluktuasi (pada
toucher).
Abses
ini harus dipunksi melalui cavum douglasi atau di atas lig inguinale.
F.
Prognosis
Menurut
derajatnya septicemia merupakan infeksi yang paling berat dengan mortalitas
tinggi, dan yang segera diikuti oleh peritonitis umum. Pada Pelvioperitonitis
dan Sellulitis pelvis bahaya kematian dapat diatasi dengan pengobatan yang
sesuai. Abses memerlukan tindakan untuk mengeluarkan nanahnya.
G. Pengobatan
Terapi
pada parametritis yaitu dengan memberika antibiotika berspektrum luas. Jika
keadaan sudah tenang dapat diberi terapi diatermi dalam beberapa seri dan
penderita dinasehatkan agar jangan melakukan pekerjaan yang berat- berat.
Dengan terapi ini biar pun sisa- sisa peradangan masih ada, keluahan- keluhan
penderita sering kali hilang atau sangat berkurang. Jika ditemukan abses, di tempat itu perlu
diadakan pembukaan tumor dan drainase karena selalu ada bahaya bahwa abses
mencari jalan ke jaringan tubuh yang lain. (Sarwono, 2007)
H.
Penanganan
Beri
antibiotik seperti benzilpenisilin ditambah gentamisin dan metronidazol.
Jika perlu, berikan obat pereda nyeri seperti pethidine 50-100 mg 1M setiap 6 jam.
Jika ibu tidak membaik dalam 2 atau 3 hari, ibu harus segera di bawa ke rumah sakit daerah.
Jika perlu, berikan obat pereda nyeri seperti pethidine 50-100 mg 1M setiap 6 jam.
Jika ibu tidak membaik dalam 2 atau 3 hari, ibu harus segera di bawa ke rumah sakit daerah.